Rabu, 29 Maret 2017

Sabtu, 31 Desember 2016

Klub Buku Surabaya Reading Challenge


Hai!

Selamat Tahun 2017 ya, Sahabat Klub Buku! Di tahun yang baru ini, apa Sahabat sudah membuat daftar buku apa saja yang akan dibaca? Bagi yang belum, yuk ikutan tantangan yang sudah Klub Buku siapkan. Tantangannya gampang banget.


Ketentuan #KBSReadingChallenge
  1. Pilih satu buku sesuai dengan tema Reading Challenge 2017.
  2. Posting isi buku tersebut via twitter.
  3. Frekuensi posting bisa dilakukan sesuka hati, bisa setiap hari, seminggu sekali, atau sebulan sekali. Dengan ketentuan maksimal tweet tentang buku sebanyak 5 kali sehari.
  4. Posting tweet tentang isi buku tidak boleh diselingi oleh tweet apapun yang tidak berhubungan dengan buku yang dibaca, dan tidak boleh mengandung spoiler. Mention @klubbuku_sby dan beri tagar #KBSReadingChallenge.
  5. Di akhir bulan, posting resensi buku yang kamu pilih di blog kamu (Blogger, Wordpress, Notes Facebook, Goodreads, dan Instagram) dan tweet link resensi dengan format: [BULAN] Reading Challenge - Judul Buku - Penulis - Link Review. Jangan lupa untuk mention @klubbuku_sby dan tagar #KBSReadingChallenge.
  6. Tantangan ini khusus member yang sudah bergabung dalam grup Whatsapp KBS dan follow Twitter KBS.
Ketentuan Penilaian
  1. Banyaknya resensi adalah 12 buku dalam satu tahun. Jadi semakin mendekati angka ini, maka akan semakin baik.
  2. Orisinalitas, gaya bahasa, dan keutuhan tulisan.

Hadiah
Karena ini adalah tantangan yang membutuhkan konsistensi yang tinggi (halah), tentunya akan ada hadiah yang menarik dari kami. Tunggu saja postingan terbaru dari tulisan ini. Yang jelas, Sahabat nggak akan menyesal :D





Terima kasih,


Klub Buku Surabaya

The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Dissappeared - Jonas Jonasson

Penulis: Jonas Jonasson
Tebal Buku: 508 + viii
Tahun Terbit: 2015
Penerbit: Bentang Pustaka
ISBN: 978-602-291-018-3


Kisah Allan Karlsson di buku ini menjadi dua bagian, yaitu saat Allan berusia seratus tahun dan saat Allan masih muda.

Kisah pertama menceritakan petualangan Allan berusia seratus tahun yang lompat ke jendela dan kabur dari rumah lansia. Petualangan Allan semakin menarik saat ia membawa koper milik geng Never Again yang berisi uang 50 juta krona. Karena koper itu, Allan dikejar-kejar tiga orang geng Never Again. Dan karena Allan kabur dari rumah lansia, Allan dicari kepolisian.

Allan tidak berpetualang sendiri. Allan bertemu Juliun Jonson, Benny Ljunberg, dan Si Jelita Gunilla Bjorklund. Si Jelita ini punya anjing bernama "Buster" dan gajah bernama "Sonya. Kalian tidak salah baca kok. Si Jelita ini memang pelihara gajah.

Berita simpang siur hilangnya kakek panjang umur dan keterkaitannya dengan Never Again hangat diperbincangkan. Terlebih lai terendus oleh anjing pelacak adanya mayat di sekitar pabrik baja, tapi tidak pernah ditemukan. Semakin ditelusuri membuat kepolisian semakin bingung, seolah-olah dipermainkan oleh kasus,

Kisah kedua menceritakan masa muda Allan yang berprofesi sebagai pembuat bom. Langkanya profesi itu membuat Allan keliling dunia. Allan diminta beberapa negara yang terlibat perang dunia kedua untuk membuat bom sekaligus meledakkannya. Allan bertemu pemimpin-pemimpin hebat di abad kedua puluh. Allan pernah makan malam dengan Jenderal Franco di Spanyol, minum vodka bersama Wakil Presiden AS, Harry S. Truman, mendengar Stalin Si Tiran Rusia menyanyi, hingga menyelamatkan istri pemimpin komunis Mao Tse Tung yang akhirya Mao Tse Tung memberi hadiah Allan berlibur ke Bali, Indonesia.

***

Buku The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Dissappeared menceritakan petualagan Kakek Allan sewaktu muda dan setelah berusia seratus tahun. Jonas Jonasson membuat tokoh Allan begitu penting hingga dijadikan judul buku ijo ini.

Menurut penulis, Allan Karlsson adalah kakek yang keterlluan spontanintasnya. Semua yang dilakukannya terjadi secara spontanitas, tanpa pikir lama-lama. Seorang kakek usia seratus tahun kabur dari rumah lansia itu hebat. Hebat dari mana? Dari pikirannya yang out of the box dan terealisasi. Allan tak tahu kemana ia pergi sampai ia membaca jadwal kedatangan bis dan mengecek uang yang dibawanya. Ia juga tidak ragu membawa koper milik Never Again, meskipun ia tidak tahu apa isinya dan seberapa penting isi koper itu.

Ada bagian lucu dari petualangan Kakek Allan. Saat Bolt, anggota Never Again menemukan Allan dan Julius di Stasiun Byringe. Kepala Bolt dihantam papan hingga pingsan oleh Julius. Agar tidak menjadi ancaman, Bolt sengaja disimpan di dalam freezer dan tidak sengaja dilupakan hingga Bolt mati beku. Allan memutuskan untuk mengemas mayat Bolt dalam peti milik pabrik baja yang seharusnya berisi tabung baja siap kirim ke Addis Ababa.

Allan tidak pernah merencanakan matang-matang. Segalanya terlintas saat ia memperhatikan sekeliling. Kemudian yang ada di pikirannya hanya "ya" atau "tidak". Urusan risiko mayat ditemukan oleh siapapun, ia tidak peduli. Itu urusan nanti.

Oleh karena itu, Jonas Jonasson memberi kalimat pembuka buku ini,
"Segala sesuatu berjalan seperti apa adanya, dan apapun yang akan terjadi, pasti terjadi."

Apa yang dilakukan Allan merupakan kebalikan dari banyak orang. Banyak orang seringkali merencanakan sesuatu, tapi takut melakukan. Kalau aku begini, nanti begitu. Kalau tidak begitu, nanti jadinya begini. Terlalu banyak pertimbangan, terlalu takut ambil risiko hingga tidak terealisasi. Dijalani saja ulu, sambil jalan mari dipikirkan rencana selanjutnya. Kata orang jawa, "Dipikir karo mlaku ae."

 Cerita yang kedua juga menceritakan sisi spontanitas Allan, tetapilebih mengedepankan unsur sejarah yang cukup satir dibaca. Allan bertemu orang-orang hebat yang terlibat politik perang dunia. Allan bekerja sebagai ahli pembuat bom yang kemampuannya sangat dibutuhkan saat perang dunia. Meskipun Allan pernah membantu membuat bom neara komunis maupun kapitalis, Allan tidak pernah terlibat politik. Allan tidak suka politik apapun. Ia menegaskan bahwa dirinya hanya pembuat bom. Allan menyebut perumpamaan politik mirip dengan balas dendam.
"Balas dendam itu seperti politik, satu hal akan diikuti hal lain sehingga yang buruk menjadi lebih buruk dan yanglebih buruk akan menjadi paling buruk." (hal 89)

Jonas Jonasson juga menyindir dunia politik memang kejam. Sekali membuat kesalahan, fatal akibatnya. Hal ini dialami pada Allan saat membaca puisi milik Verner von Heidenstam yang rupanya penyair favorit Hitler. Mengetahui itu, Stalin naik pitam, terlbeih lagi setelah mendengar llan teman baik Jendral Franco dan sempat berbicara dengan Presiden AS Churcill. Akhirnya Allan dipenjara. Yap, spontanitas Allan tidak seluruh berujung baik.

Jonas Jonasson juga secara gamblang menyindir Indonesia sebagai negara yang segala sesuatunya bisa didapat dengan uang, seperti membuat SIM palsu, jalan mulus di dunia politik. Ironi. Miris.

"Di Indonesia semuanya bisa dijual sehingga siapa saja yang punya uang bisa mendapatkan apapun yang mereka inginkan." (hal 359)
Bahkan  di dunia pesawat terbang pun juga tejadi suap menyuap.
"Indonesia adalah negara dimana segalanya mungkin." (hal 489)
Pernyataan itu dikatakan Allan setelah ia melakukan lobi pendaratan pesawat ilegal dengan staf lalu lintas udara Bandara Udara Bali. Yap, dan Allan melobi dengan dua ratus juta dolar.

***

Secara keseluruhan buku ini memuaskan para pembaca Klub Buku Surabaya. Pada saat diskusi, teman-teman dengan semangat membahas hal-hal lucu yang diceritakan di buku ini.

Terima kasih untuk moderator diskusi, Angsukma Putri, dan teman-teman Klub Buku Surabaya yang sudah meluangkan waktunya untuk diskusi buku via grup whatsapp.


Sampai ketemu di pembahasan selanjutnya!


nb: review buku ini disadur dan diedit dari blog katakutuputri.blogspot.co.id. Tentunya setelah izin dari pemiliknya.


Senin, 02 Mei 2016

Tuesdays With Morrie - Mitch Albom

Judul: Tuesdays With Morrie (Selasa Bersama Morrie)
Penulis: Mitch Albom
Tebal buku: 209 halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 979-222-0461
Genre: Memoar, Semi-biography, philosophy


Sinopsis
Bagi kita mungkin ia sosok orang tua, guru, atau teman sejawat. Seseorang yang lebih berumur, sabar, dan arif, yang memahami kita sebagai orang muda penuh gelora, yang membantu kita memandang dunia sebagai tempat yang lebih indah, dan memberi tahu kita cara terbaik untuk mengarunginya. Bagi Mitch Albom, orang itu adalah Morrie Schwartz, seorang mahaguru yang pernah menjadi dosennya hampir dua puluh tahun yang lampau.

Barangkali, seperti Mitch, kita kehilangan kontak dengan sang guru sejalan dengan berlalunya waktu, banyaknya kesibukan, dan semakin dinginnya hubungan sesama manusia. Tidakkan kita ingin bertemu dengannya lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan besar yang masih menghantui kita, dan menimba kearifan guna menghadapi hari-hari sibuk kita dengan cara seperti ketika kita masih muda?

Bagi Mitch Albom, kesempatan kedua itu ada karena suatu keajaiban telah mempertemukannya kembali dengan Morrie pada bulan-bulan terakhir hidupnya. Keakraban yang segera hidup kembali di antara guru dan muris iu sekaligus menjadi sebuah "kuliah" akhir: kuliah tentang cara menjalani hidup. Selasa Bersama Morrie menghadirkan sebuah laporan rinci luar biasa seputar kebersamaan mereka.

***

Selasa Bersama Morrie adalah sebuah buku memoar best seller karangan Mitch Albom yang telah terjual lebih dari 15 juta jilid dalam lebih dari 50 edisi di seluruh dunia. Buku ini berisi pelajaran-pelajaran hidup penulis bersama, Morrie Schwartz seorang profesor dari Brandeis University di kota Waltham, Massachusetts. Tujuan Mitch Albom pada awalnya membuat buku ini adalah untuk membantu pembayaran biaya pengobatan Schwartz ketika dia terjangkit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ASL), sebuah penyakit ganas yang menyerang sistem saraf.

Hari demi hari, penyakit itu semakin menggerogotinya. Makin lama ia sudah tidak bisa lagi menggerakkan anggota tubuhnya. Morrie paham betul bahwa hidupnya tidak akan lama lagi, tapi ia tidak ingin sisa hidupnya sia-sia, maka ia mengambil keputusan untuk menceritakan pengalaman hidupnya selama perjalanan menuju kematian dengan cara mengisi sesi wawancara dengan Ted Koppel (pembawa acara Nightline di ABC TV) di rumahnya.

Suatu hari, Mitch Albom, seorang mahasiswa Brandies University yang pernah berjanji pada sang profesor favoritnya, Morrie Schwartz, yang biasa ia panggil "Coach" akan tetap saling kontak setelah lulus dari universitas tetapi tidak menapatinya melihat acara yang menanyangkan Morrie di televisi. Dari situ ia mengetahui keadaan profesornya itu saat ini dan berniat mengunjunginya.

Kunjungan tersebut ternyata membawa Mitch Albom menjalani kuliah terkahir bersama Morrie. Kuliah itu disepakati dilakukan setiap hari Selasa. Judulnya "Makna Hidup...

***

ISI CERITA

1. Kondisi Kesehatan Morrie
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, pada tahun 1994, Morrie Schwartz menderita penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ASL), yaitu penyakit yang menyerang sistem saraf. Ia terkena asma di usia enam puluhan. Bahkanbernapas pun menjadi sangat sulis baginya. Suatu hari, ketika ia sedang berjalan-jalan di tepi Sungai Charles, angin dingin yang menerpanya membuat merasa tercekik. Segera setelah itu, ia dilarikan ke rumah sakit.

Beberapa tahun kemudian, ia mulai sulit berjalan. Dalam sebuah pesta ulang tahun temannya, ia jatuh entah kenapa. Ia juga pernah jatuh di tangga teater. Semenjak itulah Morrie mulai memeriksakan keadaan dirinya dan divonis menderita penyakit tersebut.

Seiring dengan keputusannya untuk mengisi sebuah acara televisi dan berbicara tentang hidupnya, lalu pertemuan setiap Selasa dengan Mitch, serta menerima kunjungan-kunjungan dari orang-orang yang ingin bertemu dengannya, keadaan Morrie kian hari kian memburuk.

Kali pertama Mitch bertemu dengannya jemarinya masih bisa bergerak dan memegang pensil dan tangannya masih bisa diangkat setinggi dada. Tapi selain itu kakinya sudah tidak bisa ia gerakkan sehingga ia harus pergi ke toilet dengan seseorang yang mengangkatnya dari kursi dan memeganinginya sewaktu ia buang air kecil ke dalam sebuah pispot, setelah itu ia pasti tampak lelah.

Di rumahnya, Morrie mengurangi waktu untuk berada di dapur atau ruang tengah dan lebih banyak berada di ruang kerjanya, karena di situ ada sebuah kursi santai besar yang dilengkapi dengan bantal, selimut, dan beberapa poting karet busa yang dicetak secara khusus untuk menahan kakinya dan menyangga pahanya yang terus melemah.

Ia menyediakan sebuah lonceng di dekatnya, dan setiap kali ia ingin agar posisi kepalanya diubah atau ingin ke kemar kecil ia akan membunyikan lonceng, maka para tenaga yang bertugas merawatnya akan segera datang.

Suatu hari, di Selasa keempat, saat Mitch datang, ia melihat sebuah perlengkapan tambahan di rumah Morrie, yaitumesin oksigen. Pada malam hari, kalau tidak mendapat cukup udara untuk dihirup, Morrie akan memakai mesin tersebut. Bersamaan dengan itu gerakan mengangkat tangannya sudah mulai gemetar dan tak sekuat sebelumnya.

Di Selasa Keenam keadaan Morrie semakin buruk lagi. Ia batuk lebih lama dari biasanya, batuk kering yang mengguncang-guncang dadanya dan membuat kepalanya tersentak-sentak ke depan bahkan ia sampai setengah tersedak. Setelah mereda ia berkata bahwa ia tidak ingin mati dalam keadaan batuk seperti tadi, ia tidak ingin meninggal dalam rasa takut. Ia ingin mengetahui semua yang terjadi, menerimanya, merasakan kedamaian, baru pergi.

Pada selasa yang berikutnya Morrie sudah mulai diceboki oleh perawatnya. Dan Selasa berikutnya lagi Morrie tampak semakin meleleh ke dalam kursi duduknya, tulang punggungnya mulai tidak mampu mempertahankan bentuknya. Namun setiap pagi ia bersikeras minta diangkat dari tempat tidurnya, didorong ke kamar baca, duduk di sana diantara buku-buku dan makalah-makalahnya.

Di Selasa kesepuluh, saat Mitch datang bersama istrinya Janine, kondisi Morrie semakin tidak baik. Sekarang ia memerlukan oksigen hampir sepanjang malam, dan serangan batuknya semakin mengerikan. Sekali batuk menyerang lamanya bisa satu jam, dan ia tak pernah tahu kapan batuk itu akan berhenti. Ia selalu berkata bahwa maut akan menjemputnya begitu penyakit mencapai paru-parunya.

Mitch terkadang membantu memukul punggung Morie untuk mengeluarkan cairan dair paru-parunya, yang perlu dilakukan secara teratur, agar tidak sampai menjadi padat dan menyumbat pernapasan. Laa kelamaan morrie tidak bisa lagi pergi ke kamar mandi bahkan sekadar turun dari tempat ttidurnya. Di kamarnya terdapat kantung kateter yang terhubung lewat selang plastik pada bagian dalam tubuhnya, yang terisi dengan cairan air seni berwarna kehijauan dan ia akan buang air besar dimanapun ia berada Tapi keadaan itu tidak membuat Mitch jijik sama sekali.

Malam-malam berikutnya Morrie hanya sempat tidue selama beberapa jam sebelum serangan batuk yang dahsyat menyerangnya, kemudian perawat akan datang ke kamarnya dan membantunya bernapas normal kembali dengan bantuan mesin oksigen. Saat Mitch datang lagi, selang oksigen sudah terpasang pada hidung Morrie. Morrie berkata bahwa suatu malam selesai berjam-jam batuk hebat ia merasa pening, kemudian ia merasakan suatu kedamaian, dan ia merasa bahwa saat kepergiannya sudah tiba.

Di Selasa keempat belas, konidisi Morrie sudah sampai pada tahap yang paling buruk. I diberi morfin untuk memudahkannya bernapas. Tubuhnya begitu kering dan menciut sehingga rasanya ada sesuatu yang hilang. Tubuhnya seperti tubuh seorang anak kecil. Kulitnya pucat dan menempel kencang pada tulang pipiya. Ia sudah tidak dapat berbicara dan hanya melenguh lemah berbisik. Hari itu mereka mengucapkan kata perpisahan sambil menangis dan Mitch berjanji akan datang lagi Selasa depan akrena kondisi Morrie sangat tidak sehat.

Tapi Morrie ternyata meninggal sebelum Selasa depan, ia meninggalkan duni pada hari Satu pagi tanggal 4 November. Morrie memasuki keadaan koma dua hari setelah kunjungan Mitch yang terakhir, dan doktr mengatakan bahwa ia dapat meninggal pada hari itu juga. Tapi, ia masih bertanahan, melewati satu siang, dan satu malam lagi. ia meninggal ketika orang-orang meninggalkannya sebentar untuk mengambil kopi hangat di dapaur--pertama kalinyaia ditinggalkan sejak situasi koma dimulai.


2. Kuliah Setiap Selasa
Pada awal kedatangan Mitch ke rumah Morrie, Morrie bertanya padanya, "Bolehkah aku bercerita tentang bagaimana rasanya keadaan seperti ini?" Mitch bertanya apakah itu tentang bagaimana rasanya mau mati? Mulai saat itu walaupun Mitch tidak menyadarinya, kuliah terakhir mereka baru saja dimulai.

Kuliah itu disepakati dilakukan setiap hari Selsa. Judulnya Makna Hidup. Bahan-bahannya digali dari pengalaman Morrie. Tiap Selasa mereka membahas topik yang berbeda-beda, bicara tentang dunia, mengasihani diri sendiri, penyesalan diri, kematian, keluarga, emosi, takut menjadi tua, uang, cinta yang tak padam, perkawinan, budaya, maaf, hari yang aling baik, dan Selasa terkahir mereka saling mengucapkan kata perpisahan.

Di bab-bab Selasa ini, semua hal yang dikatakan oleh Morrie akan membuat kita merenung. Sering kita jumpai banyak orang yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk menangisi diri sendiri, alangkah baiknya bila orang dapat menahan diri untuk tidak menangisi diri berkepanjangan. Morrie berkata bahwa ia merasa ngeri melihat bagaimana tubuhnya perlahan-lahan mulai kehilangan fungsi-fungsinya, tapi tetap ia merasa tak banyak orang yang seberuntung dia. Nah coba pikirkan kalau Morrie saja sanggup tegar pdahal ia menderita penyakit yang sangat mengerikan, kenapa kita yang sehat tidak mampu?

Kemudian tentang keluarga, Morrie berkata selain keluarga, tidak ada pondasi, tiak ada landasan kokoh, yang memungkinkan manusia bertahan sampai saat ini. Peran keluarga menjadi sangat jelas sekali saat Morrie jatuh sakit. Tanpa dukungan, cinta,kasih sayang, dan perhatian yang kita peroleh dari keluarga, kita seperti tidak memiliki apapun. Nah di bab ini ada kuot bagus, "Saling mencintai, atau punah dari muka bumi."

"Maafkan dirimu sendiri sebelum kau mati. Baru kemudian memaafkan orang lain." adalah kalimat yang diucapkannya beberapa hari menjelang waawncara "Nightline". Kadang banyak hal yang kita tidak lalkukan padahal seharusnya kita dapat melakukannya jika kita mau. Hal itu biasanya membuat kita merasa menyesal dan seringkali menyalahkan diri sendiri. Di bab ini Morrie bercerita tentang penyesalannya karena tidak memberi maaf pada sahabat lamanya yang kini telah meninggal dunia. hal itu membuat Mitch merasa bersalah.

3. Wisuda
Wisuda yang dimaksud si sini berarti Kuliah Selasa Morrie dengan Mitch telah selesai. Morrie meninggal dunia pada hari Sabtu, setelah koma dua hari dan setelah kunjungan Mitch yang terakhir.

Pada hari pemakaman, keluarga terdekat Morrie telah berkumpul di rumahnya. Rob-anaknya-sengaja datang dari Tokyo dan sempat memberi ucapan selamat jalan kepada Morrie, juga Jon, dan tentu saja Charlotte-istri Morrie. Sepupu Charlotte, Marsha, menuliskan sebuah puisi. Sebuah puisi yang sangat menyentuh hati Morrie, puisi yang menggambarkannya sebagai sebatang pohon.

"My father moved through theys of we,
Singing each new leaf out of each tree
(And every child was sure that spring
Dance when she heard my father sing)..."

-Sebuah puisi karya E.E Cumming

***

Novel ini ber quote kehidupan yang jelas alau diresapi bikin meleleh. Diceritakan dengan alur maju-mundur ditandai dengan huruf cetak miring tentang maa lalu.

Ini dia rangkaian silabus kuliah terakhir setaip selasa yang didapat oleh Mitch:

The First Tuesday: Talk About the world
The Second day: Talk About Feeling Sorry for your self
The third Tuesday: Talk About Regrets
The Fourth Tuesday: Talk About Death
The Fifth Tuesday: Talk About Family
The Sixth Tuesday: Talk About Emotions
The Seventh Tuesday: Talk About the Fear of Aging
The Eight Tuesday: Talk About Money
The Ninth Tuesday: Talk About How Love Goes On
The Tenth Tuesday: Talk About Marriage
The Elevent Tuesday: Talk About Our Culture
The Twelfth Tuesday: Talk About Forgiveness
The Thirteenth Tuesday: Talk About the Perfect Day
The Fourteenth Tuesday: Say Good bye


***


Diskusi Buku Bulanan adalah salah satu program online yang ada di Klub Buku Surabaya. Setiap bulan member diwajibkan membaca satu judul buku yang sudah disepakati bersama. Diskusi akan dipandu oleh moderator yang telah bersedia.

Terima kasih untuk moderator buku ini, Ani dan Fia. Terima kasih juga untuk teman-teman Klub Buku Surabaya yang sudah aktif berdiskusi selama sesi berlangsung.




selesai.

*ditulis ulang dari naskah moderator dengan perubahan sesuai kebutuhan dan seizin pemilik naskah





 

Kamis, 14 April 2016

Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi

Penulis: Aan Mansyur
Tebal Buku: 264 halaman
Tahun Terbit: 2015
Penerbit: Gagas Media
ISBN: 979-780-816-5


Buku ini dibuka dengan barisan pesan Tenri sahabat Jiwa Matajang yang ditujukan kepada Nanti Kinan. Jiwa sempat mengirim email berisi manuskrip buku hariannya kepada Tenri sebelas bulan lalu sebelum Jiwa meninggal. Tenri pun berencana untuk menerbitkan manuskrip tersebut menjadi sebuah novel. Tenri meminta Nnati Kinan, mantan kekasih Jiwa, untuk memberi masukan terhadap isi buku. Sederhananya manuskrip ini ditulis Jiwa dengan sudut pandang Jiwa dan dikoreksi oleh Nanti dengan sudut pandang Nanti itu sendiri.




Catatan Kaki
Nah, bagaimana Aan Mansyur mengombinasikan sudut pandang Jiwa dan Nanti? Aan Mansyur menyuguhkan catatan kaki sebagai hasil koreksi Nnati terhadap tulisan Jiwa. Catatan kakinya tidak satu dua baris saja, tapi bisa satu paragaf. Sehingga catatan kaki ini perlu mendapat perhatian khusus pembaca dan sayang sekali untk dilewatkan. Karena tentu saja kelemahan sudut pandang pertama hanya melihat dari satu sudut pandang seorang. Sementara di buku ini disajikan sudut pandang pertama tokoh Nanti. Informasi dari salah satu cerita dapat dikoreksi atau justru menjadi pelengkap. Bagi saya, nyaman-nyaman saja membaca catatan kaki yang lumayan banyak. Tidak banyak buku lokal yang mengemas cerita seperti ini.

Konflik Cerita
Isi cerita sendiri tidak lepas dari kisah percintaan Jiwa. Jiwa mengenal Nanti saat kuliah. Bersama Nanti ia membangun perpustakaan, perpustakaan terakhir yang mereka sebut Surga Kecil. Tapi sayangnya hubungan mereka tidak sampai ke pernikahan, karena Nanti lebih memilih Wisran sebagai pendamping hidupnya. Sebenarnya banyak wanita yang pernah dekat dengan Jiwa, tapi tak satupun yang bisa menggantikan Nanti. Semua wanita hanya berlalu begitu saja. Ibunya Jiwa pun mendesaknya untuk segera menikah, sayangnya Jiwa tak ingin. Ia akihrnya berpikir bahwa ia tidak ditakdirkan untuk menikah.

Oleh karena buku ini puitis, banyak kalimat yang bisa dijadikan Quote of The Day ala anak muda yang sedang galau patah hati. Yang paling saya suka adalah kutipannya di halaman 250,
"Hidup akan selalu punya tetapi"

 Perpustakaan
Perpustakaan adalah tempat favorit Jiwa. Bersama Nanti, Jiwa membaut perpustakaan terakhir yang disebut Surga Kecil. Perpustakaan adalah surga bagi Jiwa. Ia terinspirasi dari kelompok perpustakaan punggung yang ada di kampusnya. Cukup dengan membawa beberapa buku di punggungmu, dan voila! jadilah perpustakaan punggung yang sedia memberi ilmu kapan saja dan dimana saja. Sura kecil menjadi tempat Jiwa menghabiskan masa hidupnya. Bersama buku dan...sepi. 
Selain ide perpustakaan, buku ini menawarkan buku yang menjadi favorit Jiwa, sebut saja Brave ya World karya Aldous Huxley dan 1984 karya George Orwell. Menurut hemat saya, ini juga menjadi keunggulan dari Lelak Terakhir yang Menangis di Bumi.

Di Balik Buku
Sebenarnya Aan Mansyur terinspirasi dari mana saat menulis buku ini? Sebagian ide cerita berasal dari kisah nyata yang dialami Aan Mansyur. Sebut saja fragmen cerita perpustakaan punggung. Perpustakaan Punggung di kehidupan nyata adalah perpustakaan milik Komunitas Inninawa. Adapula Perpustaaan "Surga Kecil" yang di kehidupan nyatanya adalah Perpustakaan Katakerja yang didirikan Aan Mansyur dan sahabatnya. Nah, apakah Nanti adalah sosok yang penah mengisi hati Aan Mansyur? Sila deskripsi sendiri setelah membaca bukunya.


***

Buku Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi adalah buku bacaan bulan Agustus di Klub Buku Surabaya.



Tulisan ini diadopsi dari blog member Klub Bku Surabaya, katakutuputri

Sabtu, 30 Januari 2016

Paket Nongbar 2016

Hay hayyyy..............
Udah lama yak, KBSby absen ngadain nongbar mwihihi

Nongkrong bareng kini hadir kembali.
Bukan hanya sekedar nongki asik aja, tetapi sekaligus dengan nonton film dan diskusi buku Le Petit Prince ( Pangeran Cilik ) karya Antoine de Saint-Exupery. Nongbar juga dalam rangka milad KBSby yang ke 4, 6 Januari lalu.

Acaranya bertempat di Oost Cafe JL. Kaliwaron jam 14.00.
Jangan lupa juga bawa satu buku untuk tukar kado.

See youu soon. Mimin tunggu lhoooo  :3





Rabu, 24 Juni 2015

Klub Buku Surabaya Giveaway Ramadhan 1436 H


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...


Holaa sahabat Klub Buku Surabaya!

Di bulan puasa yang penuh barokah ini, Klub Buku Surabaya mau mengadakan giveaway khusus untuk kalian sahabat Klub Buku Surabaya. Nah, giveaway-nya seperti apa? Yuk, simak ketentuan berikut ini.


Peraturan :

1. Peserta adalah khusus member WhatsApp grup Klub Buku Surabaya.
2. Lomba dimulai sejak tanggal 25 Juni sampai dengan 1 Juli 2015 pukul 16.00 WIB.
3. Wajib mem-follow twitter Klub Buku Surabaya @klubbuku_sby dan blog Klub Buku Surabaya klubbukusby.blogspot.com
4. Peserta yang tidak mematuhi peraturan akan dinyatakan gugur.


Ketentuan penulisan:

1.    Sebutkan “10 Buku yang Tidak Disarankan Dibaca Selama Bulan Ramadhan!".  Jelaskan mengapa demikian!
2.     Buku yang disebut boleh dari segala jenis genre, KECUALI  buku resep masakan dan minuman.
3.      Tidak ada batasan jumlah kata.
4.      Buat tulisan sekreatif dan semenarik mungkin.


Ketentuan posting penulisan:
 
1.      Tulisan di-posting blog (platform sejenisnya) atau note facebook.
2. Diakhir tulisan, wajib menuliskan “Tulisan ini diikutsertakan dalam #KBSgiveawayRamadhan”.
3.      Bagi peserta yang tidak memiliki blog atau facebook, diperbolehkan mengirimkan artikel melalui email dewayantiputri@gmail.com atau klubbukusby@gmail.com . Yang nantinya artikel ini akan dicantumkan di blog Klub Buku Surabaya klubbukusby.blogspot.com. Tujuannya agar semua dapat membaca tulisan kalian. Setelah kalian mengirim email, wajib menghubungi Angsukma (via WhatsApp atau twitter @putridewayanti) atau Dian (via twitter @diaanssi) agar segera direspon.
4.      Setelah selesai posting, kalian wajib mention @klubbuku_sby, tulis #KBSgiveawayRamadhan dan memasukkan link tulisan kalian.
Contoh : Halo @klubbuku_sby saya telah mengikuti #KBSgiveawayRamadhan (link tulisan kalian).

Pemenang
Pemenang akan diumumkan melalui akun twitter @klubbuku_sby dan grup whatsapp Klub Buku Surabaya tanggal 3 Juli 2015 pukul 21.00 WIB.

Hadiah
Hadiah diberikan saat acara buka bersama tanggal 5 Juli 2015. Hadiahnya tentu menarik dong, sampai harus diberikan secara live :) 

So, kami tunggu tulisan kreatif kalian ~~~(/^.^)/